Kriuk Sejarah Kerupuk

Kam, 21 Mei 2020 pukul 21.00

Menteri Pertahanan Jenderal TNI (Purn.) Ryamizard Ryacudu memastikan Indonesia akan membeli sebelas unit pesawat tempur Sukhoi Su-35 dari Rusia senilai Rp15 triliun. Pembelian ini dengan cara barter berbagai komoditas. Menariknya, salah satu produk yang akan ditukar adalah kerupuk. Mungkin ini kali pertama alutsista dibarter dengan kerupuk.

 

Kerupuk merupakan makanan ringan yang disukai banyak orang. Selain bisa dimakan langsung, kerupuk biasanya melengkapi berbagai jenis makanan.

 

Menurut sejarawan kuliner Fadly Rahman, kerupuk sudah ada di Pulau Jawa sejak abad ke-9 atau 10 yang tertulis di prasasti Batu Pura. Di situ tertulis kerupuk rambak (kerupuk dari kulit sapi atau kerbau) yang sampai sekarang masih ada dan biasanya jadi salah satu bahan kuliner krecek.

 

Pada perkembangannya, kerupuk juga menyebar ke berbagai wilayah pesisir Kalimantan, Sumatra, hingga Semenanjung Melayu. Masyarakat Melayu di sana menjadikan kekayaan laut macam ikan hingga udang, menjadi kerupuk.

 

Meski awalnya dianggap pelengkap, namun perlahan kerupuk mendapat tempat tersendiri di hati masyarakat bangsa Eropa. Sampai-sampai ada ungkapan “kurang nikmat menyantap makanan Nusantara tanpa kerupuk”.

 

Selain kerupuk kulit, menurut Pringgodigdo, kerupuk juga terbuat dari tepung singkong (tepung kanji), tepung terigu sedikit dan garam secukupnya ditambah daging udang atau ikan. Jenisnya bermacam-macam tergantung bahan lain yang ditambahkan, misalnya kerupuk udang atau kerupuk ikan.


Ada juga nama dagang yang menggunakan nama pemilik perusahaannya. Misalnya, kerupuk “Sudiana” di Jalan Kopo Bandung. Sebelumnya, Sudiana bekerja di pabrik kerupuk milik Sahidin. Keuletannya membuat dia diangkat menantu oleh Sahidin dan membangun perusahaannya sendiri.

 

Sahidin dan Sukarma, pengusaha kerupuk asal Tasikmalaya, memulai usahanya sejak tahun 1930 di daerah Jalan Kopo depan Rumah Sakit Immanuel Bandung. Mereka begitu tersohor sehingga namanya diabadikan menjadi nama gang.

 

Setelah menjadi komoditas ekspor, kini kerupuk menjadi salah satu produk yang akan dibarter dengan pesawat tempur Sukhoi.

 

Berbicara soal kerupuk, ternyata memang banyak sekali jenis kerupuk yang mungkin tidak semua dari kita tahu namanya. Kita cuma mengkategorikan jenis-jenis kerupuk dengan menyebut kerupuk manapun dengan sebutan “kerupuk”. Mau kerupuk udang, kerupuk bawang, maupun kerupuk warung, kita dengan gampangnya menyebut mereka dengan “kerupuk”. Padahal mereka masing-masing punya nama.

 

Maka dari itu kali ini kita bahas mengenai beberapa jenis kerupuk beserta nama aslinya yang mungkin kamu belum tahu. Jadi besok-besok tidak salah sebut lagi.

 

Kerupuk Blek, Kerupuk Uyel atau Kerupuk Kampung

Jenis kerupuk ini memang yang paling sering kita temui. Tidak hanya di warung-warung perumahan, tapi di beberapa tempat makan juga sering menyediakan kerupuk ini. Kerupuk ini disediakan di kaleng-kaleng yang ikonik benget. Tidak heran kalau kita sebut “kerupuk” saja, pasti yang teringat kerupuk ini duluan.

 

Kerupuk Udang

Kerupuk yang dibuat dari tepung, rebon dan remah ikan asin serta dibumbui berbagai rempah ini biasanya kita temukan dalam acara-acara hajatan. Baik itu hajatan sunat maupun pernikahan. Jarang banget orang yang menyediakan kerupuk "blek" di acara hajatan. Pasti kerupuk ini yang jadi sasarannya.

 

Kerupuk Kulit

Sesuai dengan namanya nih, kerupuk ini memang terbuat dari irisan kulit sapi yang dijemur. Kerupuk kulit ini memang lebih sering kita jumpai dalam restoran padang. Gak heran kalau kerupuk kulit ini juga termasuk primadonanya kerupuk, apalagi kalau disiram kuah rendang atau gulai. 

 

Kerupuk Kemplang

Palembang memang selain terkenal dengan hidangan pempeknya, ternyata juga terkenal dengan kerupuknya. Kerupuk kemplang namanya. Kerupuk yang terbuat dari tepung sagu dan gilingan ikan tenggiri ini memang memiliki tekstur yang lebih keras dari kerupuk lainnya. Kerupuk kemplang ini udah paling cocok kalau dimakan bersama dengan Pempek. Maknyussss!

 

Kerupuk Bangka

Kerupuk ini memang terkenal banget. Rasa kerupuk ini memang hampir mirip dengan kerupuk kemplang yang berasal dari Palembang. Yang membedakan kerupuk ini hanya ukurannya yang lebih besar. Selain itu, sudah disiapkan sambal cocolnya juga supaya kerupuk ini makin sedap.

 

Kerupuk Jengkol

Kerupuk Jengkol ini memang berbahan dasar jengkol. Tidak heran kalau rasa dan baunya sama seperti jengkol. Hanya saja kalau sudah jadi kerupuk begini jadi lebih enak, baunya tidak begitu terasa. Karena harga jengkol yang tinggi menyebabkan harga kerupuk ini juga sedikit lebih mahal dibandingkan dengan kerupuk lain di kelasnya.

 

Kerupuk Gurilem

Kerupuk yang berbentuk panjang-panjang seperti cacing ini merupakan produk khas dari Cililin, Bandung. Gurilem memang biasanya disajikan dengan bumbu pedas yang menyelimuti badannya. Rasanya enak, gurih dan pedasnya menggoda.

 

Kerupuk Pasir atau Kerupuk Melarat

 

Kerupuk pasir atau yang sering disebut dengan kerupuk melarat berasal dari daerah Kediri, Jawa Timur. Kenapa bisa dikatakan “melarat”? Karena proses menggorengnya tidak menggunakan minyak, melainkan menggunakan pasir. Kerupuk ini disebut-sebut sebagai kerupuk sehat karena tidak mengandung lemak.

 

Kerupuk Mie

Kerupuk yang berbentuk bulat-bulat keriting ini memang biasanya disajikan saat makan pecel. Kerupuk yang teksturnya renyah dan memiliki rasa yang gurih ini paling cocok kalau dicocol dengan sambal kacang.

 

Rengginang

Rengginang merupakan kerupuk yang terbuat dari nasi atau beras ketan yang dijemur di bawah sinar matahari. Tekstur rengginang yang renyah memang selalu diminati oleh masyarakat Jawa pada khususnya. Rengginang juga seringkali menjadi solusi untuk mengolah sisa nasi yang tidak termakan supaya tidak mubazir.

 

Kerupuk gendar

Kerupuk gendar ini hampir sama dengan rengginang yang terbuat dari adonan nasi. Bedanya, gendar dibuat dengan dibumbui dengan beberapa rempah sebagai penyedap rasa. Gendar juga lebih tipis daripada rengginang. 

 

Kerupuk Emping

Lebih dikenal dengan sebutan emping, kerupuk ini terbuat dari buah melinjo yang digeprek sehingga menjadi gepeng. Setelah melalui proses penjemuran, barulah emping ini digoreng. Emping ini sering banget menghiasi mangkok-mangkok soto betawi atau nasi kuning. Bagi yang punya penyakit asam urat dianjurkan untuk tidak makan ini secara berlebihan, daripada kumat.

 

Kerupuk Ceker

 

Kerupuk yang berasal dari Malang, Jawa Timur ini memang sesuai namanya, dibuat dari ceker atau kaki ayam. Mungkin bagi yang tidak suka ceker akan menolak untuk makan kerupuk ini. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang renyah suka bikin ketagihan.

 

Kerupuk Bantal

Mungkin kerupuk ini memang agak kurang cocok kalau dimakan bersama dengan nasi. Rasa kerupuk yang dominan keju ini memang lebih cocok untuk dijadikan cemilan ketimbang sebagai pendamping nasi. Tidak heran kalau banyak anak-anak maupun orang dewasa yang suka tidak bisa menahan diri saat makan kerupuk ini. 

 

Kerupuk Jumbo

 

Siapa yang mampu menghabiskan kerupuk yang ukurannya hampir sebesar ban motor ini? Rasa kerupuk ini hampir sama dengan rasa kerupuk yang berasal dari Palembang. Ada aroma-aroma ikan tenggirinya gitu deh. Kalau beli kerupuk ini lumayan bisa bagi-bagi untuk orang-orang sekantor.

 

Nah, itu tadi jenis-jenis kerupuk dengan nama aslinya yang mungkin kamu sering salah penyebutannya. Kerupuk-kerupuk di atas memang biasanya dimakan sebagai pendamping makan nasi hangat apalagi kalau ada sambelnya. Kalau kerupuk favoritmu yang mana? 

 

Sumber: artikel asli

Komentar

Loading