Mengenal Aokigahara, Hutan Bunuh Diri di Jepang

Min, 4 Mei 2025 pukul 04.18

Jepang menjadi satu negara yang menarik untuk dibahas ya Roovers. Ngga hanya tentang budaya dan kehidupan masyarakat, namun juga beberapa tempat yang memiliki sisi misterius.

Salah satunya, Aokigahara yang terletak di sebelah Barat Laut Gunung Fuji, Prefektur Yamanashi, Jepang. Hutan satu ini terkenal sangat angker dan dijuluki sebagai Hutan Bunuh Diri. 

Kok bisa ya Roovers? Yuk, cari tahu penjelasannya berikut ini.

Aokigahara, Hutan Bunuh Diri di Jepang

Aokigahara sendiri termasuk hutan seluas 30 kilometer persegi yang tumbuh di atas muntahan lahar Gunung Fuji pada letusan abad ke-9. Termasuk hutan yang sangat lebat dan horor, membuat sebagian besar wilayah hutan ini belum tersentuh manusia. 

Hutan ini menjadi habitat bagi banyak tanaman langka. Aokigahara juga menjadi rumah bagi banyak satwa liar dan endemik Jepang seperti cerpelai Jepang, tikus Jepang, hingga beruang hitam Asia.

Alih-alih terkenal dengan kekayaan ekosistemnya, Aokigahara justru dikenal sebagai hutan bunuh diri. Bahkan reputasinya sebagai hutan bunuh diri menjadi inspirasi dari beragam novel, film horor hingga acara TV Jepang.

Melansir dari Howstuffworks, Aokigahara dijuluki Hutan Bunuh Diri. Ini tak lepas dari banyaknya kasus bunuh diri yang terjadi di hutan tersebut.

Sementara menurut pemerintah Prefektur Yamanashi, terdapat lebih 100 kasus bunuh diri yang terjadi di hutan ini dalam kurun waktu 2013 hingga 2015.

Saking banyaknya korban bunuh diri, saat ini Pemerintah Jepang tidak lagi memberikan statistik bunuh diri di Aokigahara sebagai pencegahan orang untuk melakukan percobaan bunuh diri di sana.

Menurut seorang profesor dari Universitas Meiji di Tokyo, Aokigahara telah menjadi tempat bunuh diri sejak berabad-abad lalu oleh sebuah sekte biksu Buddha.

Sama halnya dengan gunung lainnya, Gunung Fuji serta hutan-hutan yang mengelilinginya menjadi tempat yang dianggap suci. Selama lebih dari 1000 tahun, para pertapa biksu Buddha melakukan pengasingan diri dan bermeditasi di tempat ini hingga berakhir pada kematian.

Ada salah satu tradisi menyebutkan bahwa para biksu bermeditasi di hutan selama 1000 hari dengan hidup bergantung pada daun dan kulit kayu. Kemudian, mereka akan dikubur hidup-hidup untuk bermeditasi di bawah tanah. 

Tujuan utama penguburan ini untuk mengubah tubuh menjadi sokushinbutsu atau mumi. Bentuk ritual bunuh diri kuno ini dipercaya menjadi salah satu latar belakang dari banyaknya orang Jepang yang melarikan diri ke hutan ini untuk bunuh diri.

Lebih dari itu, hutan Aokigahara dianggap sebagai tempat yang ideal untuk bunuh diri. Sebab, luasnya hutan akan membuat setiap orang yang putus asa tidak akan bertemu siapapun.

Bagaimana Roovers tertarik untuk berkunjung ke hutan angker tersebut?




 

Penulis: Asthesia Dhea Cantika